DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PENYAKIT BRUCELLOSIS PADA TERNAK

Admin
Senin, 26 Desember 2022
4,693 Dibaca
...

Kabupaten Lima Puluh Kota mempunyai potensi yang cukup besar dalam sub sektor peternakan. Berbagai macam potensi ternak ada di Kabupaten Lima Puluh Kota meliputi ternak unggas terutama ayam petelur, ternak besar (sapi perah, sapi potong) maupun ternak kecil (kambing). Sebagian besar masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota mempunyai mata pencaharian pada sector pertanian dan peternakan. Berternak selain menjadi mata pencaharian juga dijadikan sebagai salah satu cara untuk menabung, dimana ternak yang dipelihara akan dijual jika masyarakat akan membutuhkan uang.

Berdasarkan data Statistik tahun 2021 ternak sapi yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota sekitar 48.451 ekor. Potensi yang besar ini juga menjadi masalah tersendiri karena akan diikuti dengan adanya ancaman penyakit hewan yang cukup besar pula. Penyakit hewan yang bersifat menular pada ternak terutama ternak sapi tentulah menjadi hal yang sangat merugikan bagi peternak.  Salah satu penyakit yang menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi peternak sapi adalah penyakit Brucellosis. Dari hasil pelaksanaan kegiatan pengamatan penyakit melalui survailans, pencegahan, pengendalian dan penanggulangan Brucellosis di Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun tahun 2022 ini sebanyak 120 sampel serum dilakukan uji RBT dan menunjukkan positif RBT sebanyak 4 sampel dan kemudian dilanjutkan dengan uji CFT yang menunjukkan hasil positif pada 2 sampel.

Penyebab dan Gejala penyakit brucellosis

Brucellosis awalnya merupakan penyakit reproduksi pada hewan yang disebabkan oleh bakteri genus Brucella sp. Berbagai varietas hewan dapat terinfeksi species Brucella, seperti sapi (Brucella abortus), kambing (B. melitensis), domba (B. ovis), babi (B. suis), anjing (B. canis) dan rodensia (B. neotomae.  Walaupun Tingkat mortalitas penyakit brucellosis sebenarnya cukup rendah tetapi dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar seperti abortus yang biasa terjadi pada usia kebuntingan 5-8 bulan, kematian pada anak, kemajiran ternak serta pada sapi perah dapat menimbulkan penurunan produksi susu dan dapat  menyebabkan orchitis dan infeksi kelenjar asesorius pada ternak jantan,

Pada umumnya ternak yang menderita penyakit brucellosis tidak menunjukkan gejala penyakit yang tampak jelas, gejala umum pada ternak ruminansia sebagai berikut :

  • Pada induk mengalami keguguran (abortus) terutama pada usia kebuntingan diatas 5 bulan, serta pada saat keguguran cairan janin berwarna keruh
  • Pada pejantan terlihat adanya kebengkakan pada persendian atau testes
  • Pada sapi perah ditemukan penurunan produksi susu secara tiba-tiba

 

Penularan penyakit

Penyakit brucellosis dapat menular secara langsung maupun tidak langsung, beberapa kejadian penularan penyakit melalui :

  • Peralatan kandang, pakan atau minuman ternak yang telah tercemar bakteri brucella Biasanya melalui kontaminasi fetus atau cairan abortus
  • Penularan melalui susu (penularan pada pedet pada saat menyusu induknya)
  • Melalui inseminasi buatan bila menggunakan mani yang tercemar bakteri brucella

Brucellosis merupakan penyakit zoonosis yang artinya dapat menular kepada manusia. Manusia bisa tertular brucellosis melalui konsumsi produk hewani yang masih mentah, misalnya daging, susu, atau produk olahan susu lain (misalnya keju) dari hewan yang terinfeksi Brucella. Bakteri Brucella juga bisa menular dari hewan ke manusia melalui udara yang masuk ke sistem pernapasan manusia, atau kontak fisik dengan hewan yang terjangkit Brucella. Umumnya kontak fisik terjadi jika darah dari hewan yang terinfeksi masuk ke aliran darah manusia melalui luka yang ada di tubuh manusia.

Diagnosa penyakit

Diagnosa brucellosis pada hewan didasarkan pada isolasi dan identifikasi bakteri brucella, uji serologis dan gejala klinis. Petugas kesehatan akan mengambil sampel darah sapi untuk dilakukan uji serologik di laboratorium. Sampel tersebut akan diambil serumnya untuk dilakukan uji RBPT (Rose Bengal Plate Test). Hasil positif pada uji RBPT dilanjutkan dengan uji CFT (Complement Fixation Test) pada laboratorium rujukan. Uji CFT merupakan reaksi pengikatan komplemen untuk mengukur kadar antibodi serum ataupun antigen.

Pencegahan penyakit

Saat ini belum ada pengobatan yang secara efektif dapat menyembuhkan brucellosis. Jika ditemukan ternak yang terdiagnosa positif brucellosis disarankan dilakukan pemotongan ternak secara bersyarat dengan pengawasan yang ketat, karena jika tetap dibiarkan maka ternak terinfeksi akan menjadi sumber penularan penyakit bagi ternak lainnya dan akan berakibat kerugian yang lebih besar.

Pencegahan penyakit brucellosis ditujukan kepada tindakan sanitasi dan tata laksana. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh peternak  dalam pencegahan penyakit brucellosis adalah :

  • Memisahkan ternak yang dicurigai dengan ternak yang lain
  • Melakukan sanitasi dan desinfeksi kandang
  • Menghubungi petugas kesehatan agar dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan lebih lanjut
  • Melakukan pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu jika mau memelihara atau memasukkan ternak baru

 

Oleh : (drh. Wiliam Marea - Medik Veteriner Pertama )

share Bagikan berita
facebook Facebook
whatsapp Whatsapp
twitter Twitter
`

Feedback